Ario Yosia
Trivia Persaingan Liga 1 (Bola.com/Adreanus Titus)
Ads by Kiosked
Berita-olahraga-live.blogspot.com
Bola.com, Jakarta - Memasuki pekan terakhir, drama-drama
kontroversial bermunculan di perhelatan Liga 1 2017. Persaingan di
jajaran papan atas memanas.
Keseruan tak hanya terjadi di lapangan, di mana Bhayangkara
FC, Bali United, PSM Makassar, serta Madura United, mempertaruhkan nasib demi
bisa menikmati madu gelar juara.
Tapi juga kejadian nonteknis yang membuat peta persaingan
berubah-ubah jelang laga terakhir Liga 1 yang dimainkan secara serempak pada
Minggu (12/11/2017).
Bhayangkara FC hingga tulisan ini diturunkan didapuk sebagai
kampiun. Seusai mereka menggebuk Madura United di Stadion Gelora Bangkalan,
Madura, pada Rabu (8/11/2017). The Guardians di 33 pertandingan mengoleksi 68
poin.
Raihan angka mereka bisa saja disamai oleh Bali United yang
akan menjalani pertandingan melawan Persegres Gresik United di Stadion Kapten I
Wayan Dipta, Gianyar, pada Minggu (12/11/2017). Itupun dengan asumsi
Bhayangkara FC kalah dari Persija Jakarta di Stadion Patriot, Bekasi, di hari
yang sama.
Seperti apa drama-drama yang terjadi di papan atas Liga
1 2017, begitu memasuki pekan terakhir? Simak di bawah ini:
1 PSM Kalah, Suporter Rusuh
Suporter PSM berbuat anarkis usai tim kesayangannya kalah
0-1 melawan Bali United dalam lanjutan Liga 1 2017 di Stadion Andi Mattalatta,
Makassar, Senin (6/11/2017). (Bola.com/Abdi Satria)
Ads by Kiosked
Sudah jatuh tertimpa tangga. PSM Makassar yang kalah dari
rival utama di papan atas Liga 1 2017, Bali United 0-1 pada pekan ke-33 Liga 1
di Stadion Andi Mattalatta Mattoangin, Senin (6/11/2017), bersiap menerima
sanksi. Kerusuhan suporter usai pertandingan berpotensi memunculkan hukuman
dari Komisi Disiplin PSSI.
Hanya beberapa detik setelah Stefano Lilipaly menjebol
gawang PSM Makassar pada menit ke-94, suporter di tribun tertutup serentak
melempari bench Bali United. Tidak hanya itu, ratusan suporter merangsek
masuk untuk menyerang penggawa Laskar Tridatu.
Kondisi ini diperparah oleh oknum ofisial dan pelatih PSM
juga ikut-ikutan menyerbu ke bench Bali United. Kericuhan ini
berlangsung selama 15 menit. Dan baru berakhir setelah panpel dan pihak aparat
keamanan menggiring kubu Bali United ke ruang ganti.
Berdasarkan kesepakatan kedua tim, wasit Murzabekov Eldos
memutuskan pertandingan selesai pada menit ke-94.
Tidak hanya itu, jumpa media setelah pertandingan juga
ditiadakan. Pemain dan ofisial Bali United diangkut keluar stadion dengan
menggunakan kendaraan anti teror. Widodo Cahyono Putro dan anak-asuhnya pun
sempat diungsikan ke kantor polisi menghindari teror suporter PSM.
Hasil pertandingan ini hampir pasti memupus peluang PSM jadi
jawara Liga 1 2017. Kompetisi hanya menyisakan satu pertandingan lagi, Tim Juku
Eja sulit mengejar perolehan angka Bali United dan Bhayangkara FC. Saat ini PSM
mengoleksi 62 poin, sementara itu kedua rivalnya sudah mendulang 65 angka.
CEO PSM, Munafri Arifuddin meminta maaf kepada suporter PSM
yang sudah 17 tahun menanti Juku Eja kembali juara. Ia menyadari kekalahan tak
terduga Tim Juku Eja jadi biang kerok aksi rusuh suporter.
PSM yang memegang kendali permainan harus tertunduk lesu,
kebobolan gol lewat skema serangan balik mematikan Bali United di pengujung
laga.
"Kami sudah berusaha maksimal. Sayang, hasil kali ini
memang tidak memihak ke PSM. Kita lihat saja perkembangan. Intinya kami siap
dengan segala konsekuensi. Kalau memang akhirnya terkena sanksi mau bagaimana
lagi?" ucap Munafri.
2 Madura United Tanpa Dukungan Suporter
Bek Madura United, Fachrudin Aryanto, saat pertandingan
melawan PS TNI pada laga Liga 1 Indonesia di Stadion Pakansari, Bogor, Senin
(18/9/2017). Madura United menang 3-2 atas PS TNI. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)
Manajemen Madura United diganjar sanksi berat empat
laga kandang usiran tanpa penonton dan denda Rp 125 juta oleh Komisi Disiplin
PSSI gara-gara kasus intimidasi wasit dalam laga melawan Borneo FC di Stadion
Gelora Ratu Pamelingan, Pamekasan, pada Jumat (13/10/2017).
Belakangan Komisi Banding (Komding) PSSI mengabulkan banding
Madura United. Dalam surat keputusan bernomor 04/KEP/PK-B/Liga 1/X/2017,
Komding mencabut keputusan Komdis terhadap Madura United.
Komding menetapkan bahwa Madura United hanya mendapatkan
hukuman dua kali pertandingan tanpa penonton. Namun, Komding juga menaikkan
jumlah denda yang harus dibayarkan Laskar Sape Kerrab. Komding memutuskan
Madura United harus membayar denda sebesar Rp 500 juta.
Keputusan ini terasa merugikan bagi Madura United, yang masih
punya peluang menjadi jawara Liga 1 2017.
Masih dua laga sisa Madura United berada di posisi empat
klasemen sementara dengan torehan 60 poin, tertinggal lima poin dari
Bhayangkara FC yang ada di puncak klasemen.
Tim asuhan Gomes de Oliviera harus menjamu salah satu
rivalnya di papan atas, Bhayangkara FC, pada Rabu (8/11/2017) di Stadion Gelora
Bangkalan tanpa dukungan fans setianya. Hasilnya pertandingan 1-3 buat
Bhayangkara FC makin menambah derita mereka.
"Hukuman dengan laga usiran dan tanpa penonton itu
adalah hukuman yang sulit diterima dengan nalar," ujar Haruna Soemitro,
manajer Madura United.
3 Poin Tambahan buat Bhayangkara FC
Usai membobol gawang Persela Lamongan, penyerang Bhayangkara
FC, Ilija Spasojevic memberikan hormat kepada bendera Merah-Putih pada lanjutan
Liga 1 2017 di Stadion Patriot, Bekasi, (27/10/2017). Bhayangkara menang 3-1.
(Bola.com/Nicklas Hanoatubun)
Sesuai surat Komdis PSSI nomor 112/L1/SK/KD-PSSI/X/2017
tanggal 5 November, Mitra Kukar dinyatakan kalah 0-3 dan diwajibkan membayar
denda Rp 100 juta karena dinyatakan memainkan pemain tidak sah, Mohamed
Sissoko, saat menjamu Bhayangkara FC di Stadion Aji Imbut, Tenggarong, Jumat
(3/11/2017).
Sissoko semestinya tidak diturunkan karena masih dalam
status terkena larangan bermain. Hal itu memicu protes kubu Bhayangkara FC dan
direspons Komdis dengan sanksi yang dijatuhkan untuk Mitra Kukar.
Dampak sanksi tersebut, Bhayangkara FC mendapat tiga poin
dari sebelumnya hanya satu poin (laga Mitra Kukar vs Bhayangkara FC berakhir
dengan skor 1-1) dan membuat posisi The Guardians kini kembali ke puncak
klasemen menggeser Bali United.
Poin Bhayangkara FC dan Bali United sama, yakni 65, namun
The Guardians unggul head to headatas Serdadu Tridatu. Sementara itu, poin
Mitra Kukar berkurang satu menjadi 43 dari semula 44.
Perubahan komposisi klasemen ini jelas terasa menyakitkan
bagi Bali United. Pasalnya saat keputusan Komdis PSSI diambil, Bhayangkara FC
punya laga sisa lebih banyak dibanding mereka.
Bhayangkara FC di pekan pengujung kompetisi kasta elite
bertanding melawan Madura United pada Rabu (8/11/2017) dan kemudian Persija
Jakarta pada Minggu (12/11/2017).
Bhayangkara FC akhirnya sukses mengunci gelar juara seusai
menang 3-1 atas Madura United. Sekalipun pada pertandingan terakhir kalah,
mereka tetap unggul head to head dari Bali United yang diasumsikan
menang atas Persegres yang berstatus juru kunci.
Di sisi lain, Bali United tinggal menggantungkan harapan
mendapat tambahan poin saat menjamu juru kunci, Persegres Gresik United pada
akhir pekan nanti.
Mitra Kukar juga protes dengan keputusan ini. Mereka mengaku
kesalahan ada pada PT Liga Indonesia Baru yang terlambat memberitahukan status
hukuman Sissoko. Jelang pertandingan melawan Bali United mereka hanya mendapat
pemberitahuan kalau hanya satu pemainnya, Herwin Syahputra, yang tak bisa
bermain, bukan sosok Mohamed Sissoko.
Sumber http://www.bola.com/indonesia/read/3155931/3-kontroversi-yang-mengiringi-persaingan-juara-liga-1-2017
Tags
Indonesia